Rabu, 06 Juli 2011

PSB Rawan Titipan Anak Pejabat


CILEGON,– Sekolah favorite menjadi pilihan utama pada Penerimaan Siswa Baru (PSB). Itu terbukti dengan membludaknya siswa yang ingin mendaftar pada beberapa sekolah yang dianggap meliliki prestasi di Kota Cilegon. Namun sayang, PSB itu dinodai dengan adanya indikasi terjadinya titipan anak para pejabat yang memerintahkan kepada pihak sekolah untuk memasukan anak mereka, walaupun nilai untuk persyaratan tidak mencukupi. Walaupun itu tidak terbukti dengan jelas, namun keganjilan pada PSB, Senin (27/6) jelas terasa.
Menurut Pantauan Banten Pos, dan pengakuan orangtua siswa yang ingin mendaftar,  pada pelaksanaan PSB terdapat keganjilan pada penerimaannya. Keganjilan yang terpantau dilapangan, yaitu adanya perbedaan pada warna maps yang tidak sama pada beberapa siswa yang mendaftar dari siswa lainnya yang juga ukut mendaftar. Maps yang berwarna beda itu dipilah-pilah lalu ditempatkan pada tempat lain yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.
“Saya juga tidak tahu tuh mas, ada beberapa anak yang membawa maps warna kuning. Peraturannya Kan warna merah buat seluruh siswa. Tapi tetep diterima aja. Tadi saya salah bawa maps malah  disuru balik lagi buat diganti maps-nya,” ujar orangtua siswa yang enggan  menyebutkan namanya.
Ketika Banten Pos dan beberapa wartawan ingin mengkonfirmasi mengenai hal itu, pihak dari salah satu sekolah enggan memberikan komentarnya dengan alasan sedang sibuk. “Maaf mas kami sedang sibuk melayani siswa yang ingin mendaftar,” ujar  seorang panitia PSB yang juga enggan memberitahukan namanya.
Terpisah, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cilegon Hasbudin, mengatakan, adanya indikasi terjadinya penitipan anak para pejabat, memang tidak dipungkiri pasti terjadi. Itu disebabkan banyak faktor, mulai dari pengawasan yang lemah oleh pihak terkait. Hingga ambisius para orangtua siswa yang ingin memasukan anak mereka dengan tidak memikirkan kemampuan akademis yang dimiliki anaknya.
Sifat ambisius yang tidak pernah memperhatikan kondisi anak itu lanjutnya, akan membuat repot pihak sekolah, karena ketidaksesuaian kemampuan anak mereka untuk mengikuti sistem pada sekolah favorit yang ditekan itu. “Saya pikir orangtua harus benar-benar memahami karakter anak. Kalau terlihat tidak mampu, ya jangan dipaksakan,” ujarnya.
Hasbudin menghimbau kepada orangtua, agar bisa mengajarkan kepada anak mereka untuk bisa bersaing sehat sesuai kemampuan yang dimilikinya. Komunikasi orangtua dengan anak sebelum mendaftar sekolah mana yang akan dituju kata dia, sangat dibutuhkan. Hal itu dilakukan agar anak dalam menjalani aktivitas belajar tidak terbebani dengan sistem yang ada. “Pada saat ini kan jarang orangtua yang menanyakan kepada anaknya mengenai kemampuan mereka dan ingin melanjutkan sekolah kemana, pastinya disesuaikan dengan Nem anak juga,” pungkasnya. (CR-1).
 
  


    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar