Rabu, 11 Mei 2011

Warga Cibeber Keluhkan PJU JLS


CILEGON – BP
Warga sekitar  Jalur  Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kecamatan Cibeber mengeluhkan kurangnya lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) pada Jalan Lingkar Selatan (JLS). Ketiadaan lampu pada beberapa titik di jalur JLS itu ternyata dijadikan tempat berbuat mesum oleh para remaja yang sering kali membuat geram warga sekitar. Bukan hanya itu, dijalur JLS juga terdapat banyak warung remang-remang yang diduga warga sebagai tempat prostitusi para penjajah seks dan hidung belang.
Salah satu warga Suhartini (30) mengatakan selain jalan yang rusak parah pada beberpa titik, JLS juga terlihat tidak adanya lampu penerangan yang layak. Situasi itu, lanjutnya, banyak dimanfaatkan oleh para remaja untuk berbuat mesum pada malam hari, khususnya pada malam minggu. “Banyak anak-anak remaja yang mojok disemak-semak, kadang juga diwarung-warung kosong itu,” ujar Suhartini sambil menudingkan telujuk tangannya pada salah satu warung.
Warung-warung yang ada di JLS lanjutnya, dibuat sembarangan, mereka membuat warung itu tanpa izin kepada warga sekitar. Pada malam katanya, warung-warung itu selalu buka padahal tidak lampu penerangan karena tidak ada arus listrik. Tapi herannya lanjutnya, warung itu selalu ramai dikunjungi. “Saya menduga warung itu tempat maksiat,” tegasnya.
Menurut Suhartini, Warga sekitar sudah sering kali menegur para remaja yang kerap kali mangkal pada JLS setempat, dan keberadaan warung-warung itupun sudah mendapat teguran beberpa kali dari ketua Rukun Tetangga (RT) setempat. Namun warung-warung itu tetap saja tidak menghiraukan teguran tersebut. “Mungkin harus diusir sama pemerintah Cilegon kayaknya, soalnya diusir warga setempat tidak mempan,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Bidang Prasarana Kota Saiful Huda membenarkan bahwa penerangan jalan pada jalur JLS masih sangat kurang. Pada Jalur JLS hanya baru terdapat 24 Lampu penerangan jalan umum (PJU) yang seharusnya 48 PJU pada JLS. Itu disebabkan katanya, karena tersendat dengan anggaran dana yang tersedia. “Anggaran kami masih minim,” ujarnya.
Selama ini, lanjutnya, dari masyarakat memang terdapat banyak laporan keluhan dari masyarakat mengenai PJU JLS itu baik dari telpon, melalui surat resmi dari ketua RT, ataupun dari kecamatan setempat. Mereka menuntut kepada pihak tata kota untuk segera membuatkan PJU secepatnya. “laporan masyarakat itu masih kami tampung,” tegasnya.
Saiful Huda menjelaskan, pembuatan pada PJU JLS akan dibuatkan menggunakan tenaga listrik Solar Cell  atau menggunakan tenaga panas sinar matahari. Sistem dari Solar Cell itu, aliran listrik akan ditampung pada penampung seperti aki mobil. Sementara untuk menghemat listrik, sistem mematikan dan menyalakan lampu PJU itu menggunakan program sistem otomatis. “jadi kami tidak menggunakan listrik dari PLN,” ujarnya.
Sementara, mengenai keluhan warga yang meminta untuk menertibkan para remaja yang sering berbuat mesum pada pinggiran JLS dan warung remang-remang yang berada disekitar JLS, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) belum dapat memberikan konfirmasi, karena Kepala Kagian Pelaksana Teknis Satpol PP kota Cilegon Endang sedang izin tidak masuk kerja. “Bapak tidak masuk kerja hari ini, beliau sedang izin, sedangkan bapak Kasat lagi ada keperluan keluarga,” ujar salah satu petugas yang tidak menyebutkan nama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar