Jumat, 18 Maret 2011

Cilegon butuh tempat rehabilitasi terpadu orang gila terlantar


Cilegon,
                Permaslahan sosial sangat beragam sehingga permasalahan itu mungkin sangat sulit untuk di entaskan walaupun berbagai pihak terkait  telah bekerja keras, namun untuk menyelasaikannya bukan tidak ada solusi untuk menyelasikan permasalahn tersebut. Salah satu masalah sosial itu adalah mengenai orang gila.
Orang gila juga manusia, namun perbedaannya orang gila tidak mempnyai akal dan fikiran selayaknya manusia normal, mereka juga butuh perhatian, membutuhkan sandang dan pangan serta papan. Apabila tidak di perhatikan mereka dapat meresahkan masyarakat akibat dari tingkah liarnya.
Orang gila terlantar di Cilegon cukup mersahkan warga, hampir di setiap kecamatan terdapat sedikitnya 3 sampai 5 orang gila terlantar, bahkan di pusat kota Cilegon mereka terlihat mondar-mandir di trotoar jalan sambil mengais-ngais makanan sisa. Pemandangan ini cukup meresahkan warga karena orang gila terlantar itu tidak jarang tidak mengenakan pakaian sehingga membuat resah orang yang melihatnya, terutama kaum hawa, Rini (22) mengaku terganggu dengan orang gila yang ada di pusat kota, apalagi tidak memakai pakaian, kadang rini juga merasa kasihan karena melihat orang gila bugil, kalo lagi jalan orang gila cewe itu pasti di sorakin” ujarnya.
Kepala dinas sosial ( Dinsos ) Cilegon Sri hariyanto AN mengaku bahwa dirinya kesulitan menertibkan orang gila terlantar itu, di karenakan tidak adanya tempat penampungan seperti tempat rehabilitasi terpadu di kota Cilegon, padahal dari pihak dinsos sudah mengusulkan pembuatan tempat rehabilitasi tersebut kepada Pemkot Cilegon, namun hingga saat ini belum ada realisasi, ungkapnya.
Selama ini dinsos hanya berupaya menertibkan dan membuang orang gila terlantar itu ke tempat yang idak menggu warga. Dinsos sudah berusaha menyalurkan orang gila terlantar itu ke instansi penampungan sosial seperti rumah sakit jiwa dan instansi lainnya yang menampung orang gila, namun upaya itu di tolak dengan alasan orang gila tersebut tidak mempunyai identitas sanak saudara yang jelas. Sri hariyanto mengaku Kini dinsos kebingungan harus membuang kemana lagi orang gila terlantar itu, karena khawatir apabila di buang di daerah luar Cilegon akan meresahkan masyarakat dan dinsos daerah luar Cilegon tersebut. Ungkapnya. Tidak di pungkiri memang Cilegon adalah tempat strategis pembuangan orang gila terlantar dari berbagai daerah yang di titipkan melalui gerbong kereta dan akhirnya orang gila iu turun di stasiun pemberhentian kereta itu.
Seharusnya masalah seperti ini harus segera di selesaikan agar warga dalam menjalani aktifitas tanpa gangguan apapun, bukankah tugas pemerintah adalah untuk mengatasi masalah sosial dan mensejahterakan rakyatnya?.
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar