Jumat, 11 Maret 2011

KELUARGA MISKIN DAN KETERBELAKANGAN TIDAK TERSENTUH PEMERINTAH


Cilegon,
Keluarga pasangan Samian dan Julaeha adalah salah satu potret kehidupan sebagian permasalahan di negeri ini, keluarga ini tinggal di kampung Temposo RT.06/01 pulorida kelurahan lebak gede , Pulomerak, Cilegon-Banten yang sangat kurang mendapatkan perhatian pemerintah.
 Samian dan Julaeha mempunyai tiga putri yang masih kecil salah satunya duduk di bangku sekolah dasar. samian yang tidak bersekolah dan mengidap keterbelakangan berkomunikasi mendapatkan penghasilan dari kuli cuci piring dari sebuah rumah makan. Pendapatannya pun jauh dari cukup, seratus lima puluh ribu saja dalam satu bulan, itu pun kadang tidak menentu, sedangkan kebutuhan hidup sehari-hari begitu luar biasa belum lagi membiayai ketiga putrinnya yang masih kecil-kecil. Sedangkan Julaeha sendiri mengidap keterbelakangan mental yang sehari-harinya mengurusi anak-anaknya dengan apa adanya.
Rumah yang di tempati samian bersama istri dan ketiga Puterinya jauh dari layak, rumah yang berbarengan antara kamar mandi, dapur dan tempat tidur menjadi satu ruangan, sedangakan ketiga putrinya butuh tempat tinggal yang nyaman bukan sekedar tempat berteduh.
Salah satu putri dari samian adalah anak yang cerdas, Mila begitu orang memanggilnya, Mila adalah anak yang cerdas, nilai akademis dan mengaji Al-qur’an-nya pun tidak kalah dengan anak-anak yang tergolong mampu sebayanya. Tidak jarang mila dan kedua adiknya merasa kelaparan dalam beberapa hari. Sering rasa iba dan belas kasihan tetangga mengirim makanan, itupun tidak setiap hari, mungkin hari berikutnya mila dan kedua adiknya akan merasakan kelaparan seperti hari-hari sebelumnya.
seharusnya Pemerintah lebih serius lagi dalam memberantas kemiskinan yang selalu mencerminkan citra buruk pemerintahan itu sendiri karena tidak berhasil dalam menjalankan program yang di gembar-gemborkan dalam pencalonan terdahulu. Ucapan tanpa tindakan adalah fiksi belaka yang tidak akan terlaksana kenyataannya, apalagi keluarga samian terdapat di sebuah kota yang terbilang mendapatkan APBD yang besar, perusahaan-perusahaan besar banyak menghuni di kota Cilegon, mulai dari perusahaan Listrik BUMN terbesar Asia Tenggara, perusahaan penghasil baja terbesar dan masih banyak lagi perushaan-perusahaan kimia lainnya yang tidak sedikit pembayaran pajaknya. Menurut  suatu sumber dari sebuah situs internet pendapatan daerah kota Cilegon pada tahun 2009 sekitar Rp.128.845.957.000,00, pendapatan yang luar biasa tersebut ternyata masih banyak rakyat yang belum bisa menikmatinya, sungguh ironi memang slogan kata “Mandiri” yang mengakronimkan manusiawi atau menjadikan masyarakat kota Cilegon terpenuhi kebutuhan dasarnya yaitu cukup sandang, pangan, papan/perumahan, pendidikan dan kesehatan, nyatanya masih banyak rakyat yang kekurangan dalam hal yang di sebutkan dalam slogan tersebut, masih banyak anak-anak yang tidak bersekolah dan masih banyak GEPENG berkeliaran di tempat-tempat umum seperti lampu merah dan sebuah swalayan perbelanjaan, serta pelayanan kesehatan yang sangat kurang professional dan masih terbilang membeda-bedakan antara si miskin dan si kaya, biaya kesehatan yang luar biasa mahal juga mendorong warga miskin enggan untuk berobat walaupun sudah ada JAMKESMAS karena untuk mendapatkannya sangat berbelit-belit, tak jarang pula para petugas enggan untuk melayani pembuatan JAMKESMAS dengan tangan kosong tanpa imbalan, seharusnya budaya meminta imbalan kepada orang yang memmerlukan bantuan apalagi orang miskin harus di hilangkan, warga miskin seharusnya di Bantu dan di berikan tempat yang layak bukan malah di mintai uang imbalan. semoga dengan gambaran yang tercermin di atas pemerintah sadar dan mau menindak langsung dan benar-benar memberantas kemiskinan. Semoga!!













Tidak ada komentar:

Posting Komentar